Senin, 09 Juni 2014

Gusi Berdarah pada ibu hamil dan Cara Mengatasinya.


Gusi berdarah

Radang gusi merupakan reaksi gusi yang tadinya sehat terhadap infeksi, bakteri, kotoran yang kemudian menjadi radang. Gusi berdarah termasuk salah satu akibat radang gusi dimana pembuluh darah di gusi sangat rentan terhadap iritasi sehingga mudah berdarah. Gusi berdarah sering terjadi pada bumil karena dipengaruhi ketidakseimbangan hormon selama kehamilan yaitu peningkatan hormon estrogen dan progesteron dimana pembuluh darah melebar sehingga gusi sangat rentan, hanya dengan sentuhan pun mudah berdarah. Jika kondisi gusi sehat, begitu selesai hamil, perdarahan gusi akan terhenti, tapi tergantung kondisi tubuh bumil, ada juga yang tetap mengalami gusi berdarah meskipun setelah hamil. Ditambah lagi kondisi keasaman dalam mulut bumil (suasana PH dalam mulut lebih asam) yang memungkinkan terdapat kuman berlebih/reaktif sehingga menimbulkan pendarahan gusi.

Mengatasi: Bergantung tingkat keparahan. Kalau memang awalnya tidak ada penyakit gusi, rajinlah membersihkan gigi karena dikhawatirkan gigi yang kurang bersih dapat merembet ke gusi. Menyikat gigi seringkali tidak optimal karena kadang masih ada sisa-sisa makanan di sela gigi yang rentan dan sulit dibersihkan. Untuk membersihkan bagian sela gigi sebaiknya gunakan benang gigi (dental floss). Penggunaan dental floss sangat berguna dalam mencegah timbulnya penyakit gusi dengan cara membuang sisa-sisa makanan dan plak diantara gigi yang tidak dapat dicapai oleh sikat gigi.

Jika bumil memang sudah mempunyai kelainan gusi, sebaiknya ke dokter gigi untuk dilihat kalau memang kotor dibersihkan gusinya, di-scalling untuk membersihkan karang gigi dan diberikan obat kumur yang digunakan dalam waktu tidak terlalu lama berkisar 2 minggu saja. Pilih obat kumur yang mengandung chlor hexidine yang aman untuk bumil. Kemudian bumil harus kontrol rutin dan rajin membersihkan gigi. Untuk  kehamilan trimester 1 sebaiknya tindakan awal hanya obat kumur saja karena pada trimester awal kehamilan sangat rentan sebaiknya jangan terlalu banyak tindakan karena dikhawatirkan bumil mudah lelah dan stres yang dapat memicu kontraksi. Scalling sebaiknya tidak dilakukan pada trimester 1 kehamilan.

Gusi bengkak

Penyakit gusi kadang muncul tanpa disertai gejala. Sehingga tanpa disadari sebelum hamil, Moms tersebut sebenarnya sudah mengalami gusi bengkak. Sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi lama-kelamaan dapat membentuk plak/karang gigi. Plak merupakan suatu zat yang lengket yang mengandung bakteri. Jika plak ini terus terkumpul, bakteri dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan pembengkakan. Pada gusi bengkak sudah ada kerusakan jaringan periodontal dan gusinya. Sedangkan pada radang gusi belum ada kerusakan jaringan.

Mengatasi: Kalau pada gusi bengkak sudah ada nanah biasanya diberi antibiotik seperti penicilin, erythromycin, dan penahan rasa sakit seperti paracetamol (dengan catatan dalam jumlah yang aman untuk bumil). Nanah tersebut harus dihilangkan karena dapat berefek ke janin. Tindakan ini sifatnya darurat saja agar infeksi tidak berlanjut dan jangan sampai kambuh lagi. Tapi jika memungkinkan sebaiknya penggunaan obat-obatan diminimalisir. Obat kumur boleh diberikan tapi pilih yang paling aman untuk janin dan waktu penggunaan maksimal 2 minggu saja. Pasien diedukasi dengan membersihkan gigi dan menyikat gigi secara benar. Termasuk membersihkan sela gigi dengan benang gigi dan membersihkan lidah dengan alat khusus pembersih lidah yang lembut. Setelah melahirkan baru diterapi atau dilakukan tindakan khusus. (ind)

Referensi : Mata Kuliah Kebidanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar